Komunikasi Intrapersonal
Definisi Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah
penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri.
Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari
individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi
pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri
dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat
menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri
pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran
(awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh
komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi,
maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena
pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak
persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan
ataupun obyek.
·
Asumsi Dasar Komunikasi Intrapersonal
Semua jenis komunikasi intrapersonal yang akan
dilakukan oleh individu itu sebenarnya didatangkan pada konsep diri yang
akarnya ada pada konsep diri, persepsi, dan ekspektasi. Intinya lahirnya
komunikasi intrapersonal itu difokuskan pada peranan diri sendiri.
Para
Pencetus dan Teori-teori Komunikasi Intrapersonal:
1. TEORI KEYAKINAN, SIKAP, DAN NILAI
Teori
tentang Keyakinan, sikap, dan nilai ini merupakan salah satu teori penerimaan
pesan. Hasil pemikiran Rokeach ini merupakan teori paling komprehensif yang
menjelaskan tentang tingkah laku manusia berdasarkan keyakinan-keyakinan,
sikap-sikapndan nilai-nilai yang dimiliki orang tersebut . Rokeach meyakini
bahwa setiap orang memiliki swbuah system keyakinan, sikap dan nilai yang
sangat teratur yang akan menjadi panduan perilakunya.
Keyakinan
adalah ratusan ribu pernyatann yang kita buat tentang diri dan dnia. Sikap
adalah kelompok-kelompok keyakinan yang diorganisasikan disekitar sebuah obyek
focus dan menyebabkan seseorang berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek
tersebut. Nilai merupakan jenis-jenis keyakinan spesifik yang siftanya sentral
di dalam system dan bertindak sebagai penuntut hidup. Rokeach meyakini bahwa
nilai adalah yang terpenting dari 3 hal ini. Komponen lain yang cukup penting
adalah konsep diri, yaitu keyakinan seseorang tentang diri.
Dari
sekian banyak pernyatann tentang diri seseorang yang tergabung dalam
“keyakinan –keyakinan” orang tersebut. Rokeach membaginya dalam 2 kategori,
yaitu:
·
Keyakina-keyakinan
utama (center) yang sulit untuk diubah. Keyakinan-keyakinan utama merupakan hal
yang sulit diubah.
·
Keyakinan-keyakinan
pinggiran (peripheral). Keyakinan-keyakinan peripheral merupakan hal yang mudah
diubah.
Keyakinan
utama misalnya: keyakinan bahwa anda merupakan sesorang yangpandai, kreatif.
Keyakinan ini didapat dari kenyataan bahwa anda sellu memiliki nilai-nilai yang
baik dalam ujian-ujian di sekolah atau di kampus. Keyakinan lain adalah bahwa
orang tua anda memiliki pernikahan yang bahagia. Keyakinan ini berasal dari
kemesraan dan kedekatan yang ansda lihat antara ayah dan ibu anda dalam
keseharian.
Hal
yang perlu dicermati adalah bahw bila keyakinan utama seseorang “tergoncamg”,
maka goncangan psikologis semakin besar. Misal: bila anda sangat yakin dengan
kepandaian anda, maka anda akan sangat kecewa dan tergoncang bila anda dinyatakan
tidak lulus dalam sebuah ujian. Atau bila anda sangat tergoncang ketika
mendengar orang tua anda akan bercerai.
Sedangkan
keyakinan pinggiran misalnya: keyakinan akan daya tahan tubuh anda. Anda yakin
tidak akan sakit bila terkena hujan. Maka ketika anda harus keluar rumah pada
saat cuaca mendung, anda akan menyiapkan jas hujan,. Namun ketika ibu anda
meragukan daya tahan tubuh anda dan menyarankan agr anda enyiapkan jas huajn,
anda tidak meraskan kegoncangan apapun secara psikis (walaupun mungkin anda menggerutu).
Anda juga dengan mudah menerima saran ibu anda tersebut untuk selalu
menyediakan jas hujan di bagasi sepeda motor anda.
Hal
yang perlu disadari bahwa setiap orang memiliki keyakinan-keyakinan “central”
dan keyakinan “peripheral” yang berbeda. Dari contoh tentang keyakian akan
menjadi juara kelas sejak Sekolah Dasar, maka ketika anda akan menempatkan
keyakina kepandaian anda pada posisi yang “lebih kepinggir” dibandingkan
anda yang selalu juara kelas sejak Sekolah Dasar.
Sikap
merupakan ke;ompok keyakinan yang kita berkan tentang sesuatu yang kita hadapi,
dan kemudian menentukan bagaimana tingkah laku kita dalam menghadapi sesuatu
tersebut. Menurut Rokeach, sikap seseorang terbagi dalam 2 kategori, yaitu:
·
Sikap
terhadap sebuah objek
·
Sikap
terhadap sebuah situasi
Namun
kadang-kadang keduanya terjadi bersamaan, dimana kita harus menentukan sikap
terhadap sesuatu dan situasi dimana sesuatu tersebut terjadi. Misal: kita dalam
sebuah perjamuan makan, dimana kita dijamui makan diantara lain: sambal yang
terbuat dari cabai “mentah” dan lalapan dari sayuran “mentah” dan tudak yakin
akab kebersihan makanan tersebut, maka kuta harus menentukan sikap (yang
erwujud tingkah laku) untuk mengindari makanan tersebut masuk ke dalam tub uh
kita, dengan cara-cara yang tidak menyinggung tuan rumah. Di sini anda
menentukan sikap (berwujud tingkah laku) sebagai seseorang yang mengerti
kesopanan dan menjaga perasaan orang lain dengan mengambil makan yang lain,
sehingga tuan rumah menilai anda dikenal sebagai orang yang memilki sikap yang
“santun” dalam menolak sesuatu.
Nilai
merupakan bentuk spesifik dar keyakinan yang merupakan inti dalam system
keyakinan kita yang bertindak sebagai petunjuk tingkah laku kita. Dari ketiga
konsep yang diberikan, yaitu keyakinan, sikap, dan nilai , Rokeach meyakini
bahwa nilai adalah hal yang terpenting. Nilai terbagi 2, yaitu:
·
Instrumental
values, yaitu nilai-nilai yang merupakan alat untuk menggerakkan tingkah
laku kita.
·
Terminal
values, yaitu nilai-nilai yang mengarahkan tingkah laku kita pada
satu titik tujuan tertentu.
2. Teori Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi
ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungan
dengan situasi sosial. Latar belakang timbulnya psikologi sosial berasal dari beberapa
pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologisosial
berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi social antar
manusia.
Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia
terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing
berlainan sifatnya. Sigmund Freud berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa
jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya
saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan
terpendam.
Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi social tumbuh
secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagian besar
universitas. Dasar mempelajari psikologi social bedasarkan potensi-potensi
manusia dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu
hidup dalam lingkungan. Potensi-potensi itu antara lain :
1. Kemampuan
menggunakan bahasa
2. Adanya sikap etik
3. Hidup dalam 3
dimensi
·
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Pandangan psikologis ini melihat manusia sebagai
kesatuan lahiriah dan nkarakteristik yang mengarahkannya kepada perilaku
mandiri. Dan pandangan ini juga melihat pikiran individu sebgai tempat
memproses dan memahami informasi serta menghasilkan pesan, tetapi pandangan ini
juga mengakui kekuatan yang dimiliki oleh individu melebihi individu lain serta
efek informasi pada pikiran manusia. Oleh karena itu, hampir tidak mengejutkan
jika penjelasan-penjelasan psikologis telah menarik para ahli komunikasi,
terutama dalam kajian perubahan dan efek-efek interaksi.
Kajian individu sebagai makhluk sosial merupakan
tujuan dari tradisi (sociopsychological). Berasal dari kajain psikologi sosial,
tradisi ini memiliki tradisi yang kuat dalam komuikasi . Teori-teori tradisi
ini berfokus pada perilakusosial individu, variabel psikologois, efek individu,
kepribadian dan sifat, presepsi, serta kognisi. meskipun teori-teori ini
memiliki banyak perbedaan, mereka sama-sama memperhatikan perilaku dan
sifat-sifat pribadi serta proses kognitif yang menghasilkan perilaku.
Pendekatan individualis yang memberi citra tradisi
sosiopsikologis merupakan hal yang umum dalam pembahasan komunikasi serta lebih
luas dalam ilmu pengetahuan sosial dan perilaku.
Yang mendasari teori psikologis sosial ini adalah
komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal bisa di tunjukkan berupa ekspresi
wajah, sikap badan, dan gerak isyarat. Didalam komunikasi non verbal ini tidak
menggunakan bahasa dan tulisan seperti komunikasi verbal. Komunikasi non verbal
pengungkapan pesannya yaitu melalui isyarat. Isyarat hanya dapat digambarkan
oleh diri pribadi orang itu sendiri, sehingga proses komunikasipun dalam teori
psikologis sosial ini pada dsaarnya adalah diri sendiri.
3. Teori Pengolahan Informasi
(Information Processing Theory)
Konsep
Pemrosesan Informasi
Teori belajar yang oleh Gagne
(1988) disebut dengan ‘Information Processing Learning Theory’. Teori ini
merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat
memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga
‘Information-Processing Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan
Informasi’. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk
hasil belajar..
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi
delapan fase yaitu :
·
Motivasi
·
Pemahaman
·
Pemerolehan
·
Penyimpanan
·
Ingatan kembali
·
Generalisasi
·
Perlakuan
·
Umpan balik
Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima
informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan
informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan,
yaitu Sensory
Memory, Short-term Memory,dan Long-term Memory.
1. Sensory Memory (SM)
Informasi masuk ke dalam sistem
pengolah informasi manusia melalui berbagai saluran sesuai dengan inderanya.
Sistem persepsi bekerja pada informasi ini untuk menciptakan apa yang kita
pahami sebagai persepsi. Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi
yang masuk, tidak semua informasi bisa diolah. Informasi yang baru saja
diterima ini disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory. Durasi suatu informasi dapat tersimpan di
dalam sensory memory ini
sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3
sekon untuk informasi audio. Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini
sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi
di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru
diterimanya ini menjadi sangat diperlukan. Pembelajar akan memberikan perhatian
yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki fituratau ciri khas yang menarik dan
jika informasi tersebut mampu mengaktifkan pola pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya (prior knowledge).
2. Short-term Memory
(STM) atau “Working Memory”
Short-term
memory atau working memory berhubungan
dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima
stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20
sekon. Durasi penyimpanan di dalamshort-term
memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika
terdapat pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur
menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi
dalamshort-term memory ini
terus digunakan, maka lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam
tahapan penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-term memory.
3.
Long-term Memory (LTM)
Long-term
memory merupakan
memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi
meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi. Informasi yang
tersimpan di dalam long-term
memory diorganisir ke dalam bentuk struktur pengetahuan tertentu,
atau yang disebut dengan schema. Schema mengelompokkan
elemen-elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut
akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi
akses informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil
kembali informasi). Dengan demikian, keahlian seseorang berasal dari
pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk schema di dalam long-term
memory, bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri dengan
elemen-elemen informasi yang belum terorganisasi di dalam long-term memory.
Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat
diumpamakan seperti peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket
atau hardisk komputer atau pun perekaman suara ke dalam kaset. Kapasitas
penyimpanan dalam long-term
memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi
penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas dalam arti
bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah kekurangan “ruang” untuk menyimpan
informasi baru, berapa pun umur orang tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup
diartikan sebagai informasi yang sudah masuk di dalam long-term memory tidak
akan pernah hilang, meskipun bisa saja terjadi informasi tersebut tidak
berhasil diambil kembali (retrieval)
karena beberapa alasan.
Ø
Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran
merupakan keluaran dari pemrosesan yang berupa kecakapan manusia (Human
Capabilities) yang terdiri atas:
1. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah hasil pembelajaran yang
berupa informasi yang dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat)
baik secara tertulis atau lisan. Informasi verbal adalah berupa pemberian nama
atau label terhadap suatu benda atau fakta, pemberian definisi atau pengertian,
atau perumusan mengenai berbagai hal dalam bentuk verbal.
2. Kecakapan Intelektual
Kecakapan intelektual adalah kecakapan individu
dalam melakukan interaksi dengan lingkungan yang menggunakan simbol-simbol.
Misalnya simbol-simbol dalam bentuk matematik, seperti penambahan, pengurangan,
pembagian, perkalian dan sebagainya. Kecakapan intelektual ini mencakup
kecakapan dalam membedakan (diskriminasi). Konsep intelektual sangat diperlukan
dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi Kognitif
Strategi kognitif ialah kecakapan individu untuk
melakukan pengendalian dan mengelola keseluruhan aktifitasnya. Dalam proses
pembelajaran, strategi kognitif ini kemampuan mengendalikan ingatan dan
cara-cara berfikir agar terjadi aktifitas yang efektif. Kalau kecakapan
intelektual lebih banyak terarah kepada proses pemikiran pelajar. Strategi
kognitif ini memberikan kemudahan bagi para pelajar untuk memilih informasi
verbal dan kecakapan intelektual yang sesuai untuk diterapkan selama proses
pembelajaran dan berfikir.
4. Sikap
Sikap ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan
individu untuk memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain,
sikap dapat diartikan sebagai keadaan didalam diri individu yang akan member
arah kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau rangsangan.
Dalam sikap terdapat pemikiran, peradaan yang menyertai pemikiran, dan kesiapan
untuk bertindak.
5. Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik ialah hasil pembelajaran yang
berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Dalam pemrosesan informasi terdapat hambatan-hambatan.
Berdasarkan (Cermak & Craik, dalam Craik & Lockhart, 2002), hambatan
teori pemrosesan informasi antara lain:
·
Tidak semua individu mampu melatih
memori secara maksimal
·
Proses internal yang tidak dapat diamati
secara langsung
·
Tingkat kesulitan mengungkap kembali
informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan
·
Kemampuan otak tiap individu tidak sama.
R. Gagne (1988) adalah pencetus teori pemrosesan
informasi (information processing theory), dia berpendapat bahwa “ Dalam
pembelajaran itu terjadi proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah,
sehingga akan menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil pembelajraan. Dalam
pemrosesan informasi itu terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi
internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.
Ada beberapa macam kondisi internal dalam komunikasi
intrapersonal;
1.
Keadaan di dalam individu yang
diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran
2.
Proses kognitif yang terjadi dalam
individu selama proses pembelajaran berlangsung
Sedangkan kondisi eksternal ialah berbagai
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.
Segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat
dibagi menjadi lima kategori yang disebut the domainds of learning, yaitu
sebagai berikut :
1.
Keterampilan motoris (motor skill)
2.
Diperlukan koordinasi dari berbagai
gerakan badan.
3.
Informasi verbal
4.
Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan
berbicara, menulis, dan menggambar.
5.
Kemampuan intelektual
6.
Manusia mengadakan interaksi dengan
dunia luar dengan menggunakan simbol¬simbol.
7.
Strategi kognitif
8.
Ini merupakan organisasi keterampilan
yang internal (internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan
berpikir.
9.
Sikap
10.
Sikap ini penting dalam proses belajar,
tanpa kemmapuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik.
·
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi,
antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya
pada proses belajar dan menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan
memproses informasi.
sumber :
Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication, 7th
Edition. Belmont :
Wadsworth Publising Company, Belmont
Tidak ada komentar:
Posting Komentar